Cari situs lain disini

Sabtu, 18 Juni 2011

Korupsi di Sekitar Kita

Budaya korupsi telah mengakar pada lingkungan terdekat kita. Itulah kesimpulan yang dapat diambil dari hasil jajak pendapat Yahoo! Indonesia mengenai korupsi.

90 persen responden mengakui bahwa korupsi telah menyebar hingga lingkungan terdekat mereka. Hanya 13 persen responden yang menyatakan telah berusaha mencegah dan menegur para pelaku korupsi.

862 responden mengakui turut korupsi. Separuhnya menjelaskan bahwa korupsi terpaksa dilakukan karena pengaruh sekitar, sedangkan sisanya korupsi tanpa paksaan.

46 persen responden pasrah dan tak bisa berbuat apa-apa meskipun korupsi ada di sekitarnya. Hanya 13 persen yang mengklaim telah berusaha mencegah dan menegur pelaku praktek korupsi.

Jajak pendapat ini diikuti oleh 8.056 pemilih. Hanya sepuluh persen atau 834 responden yang merasa tak ada korupsi di lingkungan terdekatnya.

Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch Emerson Yuntho mengaku tak kaget dengan hasil tersebut. Menurutnya, korupsi memang telah membudaya. "Masyarakat sadar menjadi korban korupsi, tapi tak tahu bagaimana caranya melawan," kata dia.

Saat korupsi sudah membudaya, tak ada lagi saling percaya. Kejujuran justru menjadi sesuatu yang sulit dilakukan. Emerson mencontohkan, di dunia peradilan masih ada hakim yang bersih. Sayang, hakim itu justru dikucilkan dan ditekan oleh koleganya.

Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya kepastian hukum dan pengawasan. "Pemberantasan korupsi harus dimulai dari atas lalu menyebar ke bawah. Sayang belum ada komitmen yang kuat dari pemerintah sementara masyarakat makin frustrasi," kata dia.

Bagaimana dengan lingkungan sekitar Anda?