Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan penghentian ekspor sapi Australia ke Indonesia bakal menurunkan suplai stok daging sapi di Indonesia sekitar 10%.
"Di kita posisi daging impor Australia kan cuma 10% karena penduduk kita kan banyak, kalau kita stop sama sekali, kita kehilangan suplai 10%," ujar Rusman saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (15/6/2011).
Namun, lanjut Rusman, dampak tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan kerugian yang dialami Australia. Pasalnya, ekspor daging sapi ke Indonesia merupakan ekspor sapi terbesar Australia.
"Dia itu kan 60% daging sapinya diekspor ke Indonesia kalau ini distop yang rugi Australia sendiri. Sebanyak 60% itu keseluruhannya ke Indonesia karena kan dia nggak impor ke Selandia Baru karena di Selandia Baru dombanya saja lebih banyak daripada manusianya," pungkasnya.
Sebelumnya Menteri Pertanian Australia Joe Ludwig mengatakan telah menghentikan semua ekspor ternak hidup ke Indonesia selama enam bulan ke depan mulai 8 Juni 2011. Langkah ini diambil setelah kemarahan publik Australia setelah menyaksikan video penganiayaan sapi di salah satu tempat jagal sapi di Indonesia melalui program televisi ABC's Four Corners 30 Mei 2011 lalu.
(nia/dnl)
