Cari situs lain disini

Selasa, 31 Mei 2011

Penurunan Kemiskinan Jangan Diserahkan kepada Pasar

Pontianak, Kalbar: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan kembali, tidak selalu pertumbuhan ekonom berdampak pada berkurangnya kemiskinan. Diperlukan pertumbuhan yang berimbang dan menyeluruh, serta tidak mutlak diserahkan kepada mekanisme pasar semata. Untuk itulah pemerintah meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

"Jangan untuk menurunkan kemiskinan hanya diserahkan pada mekanisme pasar, kita juga harus jalan dengan program-program yang mendukung hal itu. Oleh karena itu, kita butuh masterplan," kata Presiden SBY dalam bagian lain sambutannya ketika meresmikan Puncak Peringatan BBGRM VIII dan HKG PKK ke-39 di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (31/5) siang.

Pemerintah sendiri mulai tahun depan memiliki sejumlah program untuk menurunkan angka kemiskinan. Selain PNPM Mandiri, Bantuan Langsung Masyarakat, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang sudah ada, pemerintah akan menambahkan satu lagi klaster program prorakyat, yang intinya membantu masyarakat membeli sesuatu dengan harga terjangkau.

"Ada dua jalur yang digunakan untuk menurunkan angka kemiskinan. Pertama ekonomi ditingkatkan dan kedua perlunya upaya langsung penurunan kemiskinan," SBY menambahkan.

Benar bahwa tugas pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan. Namun, tidak sepenuhnya begitu. Dunia usaha juga memegang peranan penting dan keluarga yang kurang mampu juga jangan bersikap pasif. "Dunia usaha juga punya tanggung jawab sosial, itu yang disebut dengan CSR, Coorporate Social Responsibility," SBY menjelaskan.

Pemerintah sendiri telah mengalokasikan triliunan rupiah untuk membantu kelompok miskin ini. Ada begitu banyak upaya penurunan kemiskinan, dan oleh karena itulah peran PKK masih sangat relevan karena dengan program-program yang digalakkan PKK dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat.

Presiden juga mendukung penuh Gerakan Perempuan Optimalisasi Pekarangan yang dicanangkan PKK. SBY menilai bahwa dengan optimalisasi pekarangan juga dapat meningkatkan perekonomian. SBY mencontohkan dengan menanam cabai di pot-pot atau halaman rumah.

"Waktu saya ke NTT, saya pesan untuk dikirimkan pohon cabai dari NTT yang bentuknya kecil, warnanya merah, namun pedasnya kayak setan," ujar SBY disambut tawa hadirin. "Kemudian saya tanam di Cikeas dan ternyata tumbuh baik. Kalau rumah tangga menanam, tentu hasilnya akan lebih baik. Jangan remehkan gerakan optimalisasi pekarangan itu, jangan jadi masyarakat yang tidak kreatif," ujar Presiden SBY. (yun)