Cari situs lain disini

Senin, 20 Juni 2011

Dibuat Museum, Pemkot Surabaya Siap Beli Rumah Bung Karno

Surabaya X-pose-Penemuan rumah kelahiran mantan Presiden RI Soekarno di Surabaya, Jawa Timur, membuka pintu sejarah baru. Jika sebelum reformasi Putra Sang Fajar ini disebut lahir di Blitar, kini pengungkapan tersebut membuat sejarah berganti menjadi Surabaya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pun langsung menyatakan akan mengambil alih rumah di Jalan Pandean IV, Kelurahan Paneleh, Kecamatan Genteng Nomor 40 itu.

Bahkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sudah melakukan negoisasi dengan pihak keluarga agar bersedia menjual sehingga bisa dijadikan museum atau tempat cagar budaya.

"Saya sudah memberikan tugas kepada Dinas Pariwisata Kota Surabaya untuk negoisasi harga dengan pemilik rumah. Nantinya rumah kelahiran Bung Karno akan dijadikan museum dan untuk kawasan sejarah," kata Risma saat ditemui okezone beberapa waktu lalu.

Sayangnya, Risma enggan menyebut berapa anggaran yang disiapkan untuk membeli rumah berukuran 6x14 meter itu. Rencananya, dana yang digunakan pada Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) Kota Surabaya. "Harga masih negoisasi. Saya sudah minta ke Bu Wiwik (Kepala Dinas Pariwisata Surabaya-red)," tutur Risma.

Risma juga berpesan kepada warga Surabaya untuk tidak mengaku sebagai pengagum Bung Karno jika sikap maupun sifat sang Proklamator tidak diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai orang nomer satu di Surabaya, dia juga mengaku bangga Surabaya menjadi bagian dari kelahiran tokoh dunia sekelas Bung Karno.

Choiri, Suami Jamilah, pemilik rumah mengatakan pada prinsipnya pihak keluarga tidak mempermasalahkan dan siap menjual rumahnya ke Pemkot Surabaya. Terkait harga, dia mengaku masih melakukan negoisasi untuk menentukan harga yang pas.

"Tapi itu terserah keluarga. Secara prinsip kami siap pindah demi kepentingan negara," ujarnya. Rumah itu ditempati sejak tahun 1990 dibeli dari seseorang.

Sejak dibeli dari orang sebelumnya, Jamilah tidak menduga jika rumah yang dibelinya adalah tempat lahir tokoh kaliber dunia, Soekarno.

Kondisi rumah itu kini banyak sekali direhab. Maklum rumah tersebut tidak banyak yang tahu sebagai tempat lahir Bung Karno. Di bagian depan rumah ada sedikit tambahan tembok yang tersusun dari keramik.

Masuk kedalam rumah itu tentunya melewati pintu bermodel seperti kupu tarung. Ada tiga buah jendela di samping pintu rumah itu. Meskipun ada rehab di sana-sini, tapi rumah tersebut masih memancarkan nuansa klasik. Terutama susunan tembok yang terlihat kasar seperti bangunan-bangunan klasik.

"Saya tidak tahu, waktu saya beli memang tidak ada peninggalan apa-apa. Tahu-tahu dapat kabar kalau rumah yang saya tempati ini adalah tempat lahir Bung Karno," tutur Jamilah kepada okezone secara terpisah.

Ihwal Jamilah mengetahui bahwa tempat tinggalnya adalah tempat kelahiran sang Proklamator ketika ada undangan seminar di Balai Pemuda, Surabaya pada Agustus 2010 silam.

Saat itu, dia seolah-olah tak percaya seorang tokoh besar dilahirkan di tempat yang sangat sederhana ini. Perasaan bangga bercampur kaget pun menyelimuti keluarga Jamilah.

Padahal saat pertama dibeli almarhum orangtuanya, rumah tersebut tidak menampakkan tanda-tanda sebagai tempat kelahiran Soekarno.